Patung Pancoran merupakan salah satu monumen patung yang cukup terkenal di Jakarta.
Patung Pancoran teretak di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Monumen patung tersebut mempunyai letak yang sangat strategis alasannya yaitu merupakan pintu gerbang menuju Jakarta dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Monumen patung tersebut terbuat dari perunggu, mempunyai tinggi 11 meter dan panjang tiang patung 27 meter.
Nah kali ini saya akan membahas beberapa fakta mengenai Patung Pancoran yang mungkin belum anda ketahui.
1. "Patung Pancoran" Bukanlah Nama Aslinya
Kebanyakan warga Jakarta hanya mengenal monumen patung tersebut sebagai Patung Pancoran, padahal "Pancoran" hanyalah daerah tempat patung tersebut berdiri.
Nama Patung Pancoran yang sebetulnya yaitu Monumen Patung Dirgantara.
Dirgantara sendiri mempunyai arti ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa (diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Ir. Soekarno menciptakan Patung Dirgantara untuk menggambarkan kemegahan dan kekuatan dunia penerbangan Indonesia. Patung tersebut menggambarkan insan angkasa yang mempunyai semangat untuk terbang dan menjelajahi angkasa.
2. Bung Karno Rela Menjual Mobil Pribadinya Demi Membangun Patung Pancoran
Total biaya yang harus dikeluarkan untuk menciptakan Patung Pancoran 12 juta rupiah (nominal yang sangat besar pada masa itu)
Biaya awal pembangunan Patung Pancoran ditanggung oleh seniman yang pemahat patung tersebut yaitu Edhi Sunarso.
Sedangkan pemerintah sendiri hanya mengeluarkan uang sebesar 5 juta rupiah.
Edhi merasa tak mampu untuk melanjutkan pembuatan Patung Pancoran, mengingat dirinya sudah dililit hutang untuk pekerjaan tersebut dan proyek pembuatan monumen yang beliau kerjakan atas perintah Soekarno tidak memakai dokumen perintah resmi negara.
Melihat kondisi tersebut Soekarno memanggil Edhi dan memberinya uang lebih dari 1 juta, yang merupakan hasil penjualan kendaraan beroda empat pribadi Soekano.
Sisanya 6 juta lagi konon merupakan hutang pemerintah Indonesia yang hingga sekarang belum terbayar.
3. Bung Karno yaitu Model Patung Pancoran
Bung Karno sang pelopor Patung Pancoran (Patung Dirgantara) berkali-kali mencontohkan dengan tubuhnya, bagaimana seharusnya Monumen Patung Dirgantara berdiri kepada Edhi. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan.
4. Sang Seniman Melihat Mobil Jenazah Bung Karno dari Puncak Patung Pancoran
Pagi hari, di hari Minggu, tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970. Edhi sedang berada di Puncak Patung Pancoran untuk mengerjakan pembuatan Patung Pancoran. Saat melihat ke bawah, Edi melihat iring-iringan kendaraan beroda empat jenazah.
Seorang pekerja yang ada di bawah memberitahu Edhi, jika kendaraan beroda empat mayat yang gres lewat merupakan iring-iringan kendaraan beroda empat mayat Bung Karno.
Mendengar hal tersebut Edhi pribadi turun dari puncak Patung Pacoran dengan rasa sedih, dan pergi ke Blitar untuk memberi penghormatan terakhir kepada sang presiden.
5. Kemana Arah Acungan Tangan Patung Pancoran?
Edhi Sunarso sang perancang Patung Pancoran rupanya sengaja menciptakan dan merancang Patung Pancoran untuk menunjuk ke suatu tempat.
Ada yang menyampaikan bahwa acungan tangan Patung Pancoran sengaja dibentuk mengarah ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Ada juga yang bilang jika acungan tangan Patung Pancoran tersebut mengarah ke tempat Bung Karno menyimpan seluruh harta kekayaannya.
Namun menyerupai dianalisir pada Jakarta.go.id ternyata acungan tangan pada Patung Pancoran mengarah ke Bandara Internasional Kemayoran ang merupakan bandar udara pertama yang dimiliki oleh Jakarta.
Hal ini berkaitan dengan apa yang saya tuliskan pada poin nomor 1, jika Patung Dirgantara (Pancoran) dibentuk untuk menggambarkan kemegahan dan kekuatan dunia penerbangan Indonesia.
Referensi
Tertarik dengan artikel di atas? Tolong bantu saya untuk menge-share arikel ini
0 Response to "5 Fakta Menarik Dibalik Patung Pancoran"
Post a Comment